JAKARTA - Kepala Balitbang Kemenkes Prof Tjandra Yoga Aditama mengingatkan bahwa m,akanan bergizi tidak selalu mahal. Makanan bergizi intinya adalah makan makanan yang mengandung “zat gizi” seimbang, meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
“Dulu ini disebut dengan makanan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri dari nasi, lauk, buah, sayur (4 sehat) dan ditambah susu menjadi 5 sempurna,” jelas Tjandra.
Sekarang konsep tersebut diperbaiki menjadi makanan gizi seimbang. Karena makanan sehat tidak dilihat dari berat asupan per jenis bahan pangan (nasi, terigu, daging, ikan, dan seterusnya), tetapi lebih dilihat dari aspek asupan “zat gizi” secara total makanan.
Menurut Tjandra, sumber zat gizi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, bisa diperoleh dari sumber makanan lokal. Misalnya, untuk protein bisa diperoleh dari ikan, kedelai, dan kacang-kacangan lainnya. Vitamin dan mineral diperoleh dari sayuran lokal, seperti bayam, kangkung, tomat, dan lainnya, serta buah-buahan lokal (mangga, pisang, jeruk, dan sebagainya).
Tjandra menjelaskan bahwa protein, karbohidrat, dan lemak, disebut zat gizi makro. Sedangkan vitamin dan mineral disebut zat gizi mikro. Untuk zat gizi makro, yang paling penting adalah asupan kalori dan protein, sementara lemak kalau terlalu banyak menjadi kurang baik (faktor risiko penyakit kardiovaskuler).
Zat gizi mikro dalam bentuk vitamin dan mineral pada umumnya adalah dalam buah dan sayur. Buah lokal dapat berupa jeruk, pisang lokal, manggis, mangga, jambu, belimbing. Lalu sayuran lokal seperti bayam, kangkung, buncis, bahkan daun kelor, kesemuanya adalah sumber makanan bergizi.
Untuk mendapatkan makanan yang baik selain harus kaya zat gizi menurut Tjandra juga harus terjamin aman, tidak mengandung bahan-bahan cemaran berbahaya.
“Selama ini, kita melihat kecenderungan orang untuk mengkonsumsi makanan cepat saji, makanan pabrikan, jajanan yang mungkin tidak aman, minuman kurang sehat, atau makanan yang kandungan zat gizinya rendah,” tukasnya.
Makanan cepat dianggap kurang sehat karena komposisinya yang kurang seimbang (biasanya tinggi lemak), makanan pabrikan tentunya mengandung bahan tambahan pangan (pengawet) dan minuman kurang sehat.
Makanan yang lebih “tradisional” di desa yang terdiri umbi-umbian, jagung, ketela (gaplek), ikan, jamur, dan makanan lokal lainnya, sebenarnya juga adalah makanan sehat. Yang perlu ditingkatkan adalah komposisi hidangan yang dimakan harus lengkap, jadi harus ada sumber protein, sumber karbohidrat, dan sumber vitamin dan mineral.
“Sumber protein yang murah dan sehat adalah ikan, ayam, jamur, segala jenis kacang-kacangan seperti kedelai, kacang tanah, buncis, kacang tunggak, dan sebagainya; bahkan nasi (beras) pun mengandung protein juga,” lanjutnya.
No comments:
Post a Comment