Saturday, 7 February 2015

Terharu !!!!, RENUNGAN UNTUK SEORANG ANAK

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula. Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.


Ketika makan ku  berantakan ,  ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu makan 


Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.


Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telahberibu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.



Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?


Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap "mengapa" darimu.


Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku. Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.


Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.


Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan. Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini.


Sekarang, temani aku menjalankan sisa hidupku.Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.KETIKA AKU / BELIAU SUDAH TUA


Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula. Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.


Ketika makan ku  berantakan ,  ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu makan 


Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.


Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telahberibu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.



Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?


Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap "mengapa" darimu.


Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku. Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.


Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.


Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan. Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini.


Sekarang, temani aku menjalankan sisa hidupku.Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

"coba apa yang kita rasakan ketika orang tua kita berkata seperti ini...
apa kita sudah membuat dia bahagia..?
apa kita sudah mengurusnya seperti beliau mengurus kita..?
apa kita sudah sabar seperti beliau sabar kepada kita..? "

No comments:

Post a Comment

LEIDEN IS LIJDEN: BELAJAR LEADERSHIP DARI KELUARGA KECIL IBRAHIM A.S

  Hisahito Rahmat Dakwansyah Ketika kita bicara kepemimpinan, pikiran kita sering melayang pada sosok yang memimpin negara, memenangi pepera...