![]() |
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi |
Dedi Mulyadi, atau yang akrab disapa Kang Dedi, lahir pada 11 April 1971 di Sukasari, Subang, Jawa Barat. Sebagai anak bungsu dari sembilan bersaudara, ia tumbuh dalam keluarga sederhana; ayahnya, Sahlin Ahmad Suryana, adalah anggota TNI, sementara ibunya, Kasiti, aktif di Palang Merah Indonesia. Perjalanan pendidikannya dimulai dari SD Subakti, SMP Kalijati, hingga SMA Negeri Purwadadi, sebelum melanjutkan studi hukum di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman, Purwakarta, dan lulus pada 1999.Wikipedia+1Wikipedia+1
Awal Karier Politik
Karier politik Dedi dimulai pada 1999 sebagai anggota DPRD Kabupaten Purwakarta dari Partai Golkar. Pada usia 32 tahun, ia menjadi Wakil Bupati Purwakarta (2003–2008) di bawah kepemimpinan Lily Hambali Hasan. Kemudian, ia terpilih sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode (2008–2018), di mana ia dikenal karena pendekatan humanis dan upayanya mengangkat budaya Sunda melalui berbagai program dan kebijakan.Wikipedia+2detikcom+2Kompaspedia+2Wikipedia+1Wikipedia+1Wikipedia
Kontroversi dan Pendekatan Budaya
Selama menjabat sebagai Bupati, Dedi menghadapi kontroversi, terutama dari Front Pembela Islam (FPI), yang menuduhnya melakukan sinkretisme karena penggunaan salam "Sampurasun" dan pemasangan patung tokoh pewayangan di ruang publik. Namun, Dedi menegaskan bahwa langkah tersebut adalah bagian dari upaya pelestarian budaya Sunda dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.Wikipedia+1Radar Berita Indonesia+1
Perjalanan ke DPR dan Perubahan Partai
Setelah masa jabatannya sebagai Bupati berakhir, Dedi terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2019–2023 dari daerah pemilihan Jawa Barat VII melalui Partai Golkar. Ia aktif di Komisi VI yang membidangi perdagangan, perindustrian, dan investasi. Pada Mei 2023, Dedi mengundurkan diri dari Partai Golkar dan bergabung dengan Partai Gerindra untuk mempersiapkan diri dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2024.Garut 60 Detik+3Radar Berita Indonesia+3Kompaspedia+3Kompaspedia
Gubernur Jawa Barat
Pada Pilkada Jawa Barat 2024, Dedi Mulyadi mencalonkan diri sebagai Gubernur dengan didampingi Erwan Setiawan sebagai Wakil Gubernur. Pasangan ini diusung oleh Koalisi Indonesia Maju dan berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan suara sekitar 62%, mengungguli pesaing-pesaingnya di semua 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat. Dedi resmi dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat pada 20 Februari 2025.Antara News+1Wikipedia+1Wikipedia+1detikcom+1
Kebijakan dan Program
Sebagai Gubernur, Dedi langsung mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan kepala sekolah yang melanggar instruksi gubernur terkait larangan study tour ke luar provinsi. Ia juga meluncurkan program rehabilitasi bagi siswa yang terlibat kenakalan remaja dengan mengirim mereka ke barak militer untuk pembinaan karakter. Kebijakan ini menuai pro dan kontra, namun mendapat dukungan dari Menteri HAM Natalius Pigai, yang mempertimbangkan penerapan program serupa secara nasional.Wikipedia
Kehidupan Pribadi
Dedi menikah dengan Anne Ratna Mustika, yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Mereka dikaruniai tiga anak. Namun, pada 2022, Anne mengajukan gugatan cerai dengan alasan kekerasan psikis, dan perceraian mereka disahkan oleh Mahkamah Agung pada 2023.Kompaspedia+6Wikipedia+6Pantura Post - Referensine Wong Pantura+6
Penghargaan
Atas dedikasinya dalam melestarikan budaya, Dedi Mulyadi dianugerahi Satyalancana Kebudayaan oleh Presiden Joko Widodo pada 2021.Wikipedia
Dedi Mulyadi adalah contoh pemimpin yang berusaha menggabungkan nilai-nilai budaya lokal dengan pembangunan modern. Dengan pendekatan humanis dan keberanian menghadapi kontroversi, ia terus berupaya membawa perubahan positif bagi masyarakat Jawa Barat.
No comments:
Post a Comment