Tuesday, 22 March 2016

Rahmat Efendi : Buku Revolusi Bekasi Jadi Bacaan Wajib Sekolah

Usai pelaksanaan Sidang Paripurna Hari Jadi Kota Bekasi ke-19 tanggal 10 Maret 2016 lalu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyatakan jika buku Revolusi Bekasi yang menceritakan bagaimana perjuangan rakyat Bekasi dalam melawan para penjajah menjadi buku wajib bacaan sekolah di Kota Bekasi. 

”Buku Revolusi Bekasi ini akan dijadikan buku bacaan wajib untuk mengenalkan sejarah Bekasi yang masih menyatu dengan DKI Jakarta, hingga memisahkan diri dan terpecah sampai menjadi Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi,” kata Walikota Bekasi, Rahmat Effendi. 

Menurut dia, buku setebal 312 halaman yang juga menceritakan beberapa tempat tragedi yang menjadi sejarah di Bekasi tersebut layak untuk dijadikan sebagai buku pembelajaran sejarah bagi para pelajar di Kota Bekasi. ”Dari buku ini kita patut bangga karena Bekasi berperan penting dalam Revolusi di Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Sejarahwan Bekasi, Ali Anwar, mengucapkan terima kasih dan sangat berbangga hati Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi setuju untuk memperbanyak buku Revolusi Bekasi ini, dimana dalam buku tersebut tertuang perjuangan - perjuangan para pahlawan yang harus diketahui oleh warga Bekasi.

”Semoga warga dapat menambah pengetahuan dan lebih mencintai Bekasi dari buku Revolusi Bekasi,” katanya. 

Menurutnya, buku tersebut merupakan kado untuk ulang tahun Kota Bekasi. Pembuatan buku tersebut, kata dia, memerlukan waktu penyusunan naskah selama 20 tahun. Dia menghimpun tulisan dari sejumlah koran, memburu arsip foto, serta mewawancarai sejumlah tokoh penting yang kini sudah meninggal.

Tokoh-tokoh yang sempat diwawancarai antara lain mantan Komandan Batalyon V Mayor Jenderal Sambas Atmadinata dan Brigjen Lukas Kustaryo, salah seorang buronan tentara Belanda yang berhasil selamat. 

Ali yang juga seorang jurnalis dari koran Tempo itu juga mengupas tentang sejarah perjuangan pahlawan KH Noer Alie, seorang ulama pejuang yang dijuluki sebagai Singa Karawang-Bekasi

No comments:

Post a Comment

LEIDEN IS LIJDEN: BELAJAR LEADERSHIP DARI KELUARGA KECIL IBRAHIM A.S

  Hisahito Rahmat Dakwansyah Ketika kita bicara kepemimpinan, pikiran kita sering melayang pada sosok yang memimpin negara, memenangi pepera...