Wednesday, 18 June 2025

LEIDEN IS LIJDEN: BELAJAR LEADERSHIP DARI KELUARGA KECIL IBRAHIM A.S

 

Hisahito Rahmat Dakwansyah

Ketika kita bicara kepemimpinan, pikiran kita sering melayang pada sosok yang memimpin negara, memenangi peperangan, atau menggiring massa dalam perubahan besar. Namun, Al-Qur’an menawarkan sudut pandang yang berbeda: Nabi Ibrahim A.S., seorang yang digelari kekasih Allah (khalilullah), justru lebih banyak ditampilkan dalam lanskap kehidupan keluarga kecil. Ia tidak dikisahkan menaklukkan wilayah atau memerintah sebuah kerajaan, tapi justru mendidik anak, berinteraksi dengan istri, dan membangun rumah Tuhan bersama keturunannya. Dari sinilah kita belajar bahwa kepemimpinan sejati bisa dimulai dari ruang paling privat—keluarga—dan justru berdampak paling luas dalam sejarah peradaban manusia.


Dalam Al-Qur’an, kita menyaksikan bagaimana Nabi Ibrahim mendidik pamannya sendiri, Azar, dengan penuh logika dan kelembutan dalam berdakwah. Saat berhadapan dengan raja yang zalim, ia menggunakan pendekatan diplomatik—menghadirkan tauhid bukan dengan kemarahan, melainkan dengan argumentasi. Namun, titik penting dari kisah Ibrahim adalah bagaimana ia menanti seorang anak dengan sabar hingga usia yang sangat lanjut. Puluhan tahun ia menanti buah hati dari Siti Sarah, lalu menerima perintah Allah untuk membawa Siti Hajar dan Ismail kecil ke tanah tandus. Semua episode ini bukan sekadar romantika spiritual, tapi rangkaian proses pendidikan ilahiyah tentang kepemimpinan berbasis keteguhan iman dan pengorbanan.


Dialog Penuh Cinta antara Ayah dan Anak

Salah satu kisah paling menyentuh dari Nabi Ibrahim adalah ketika ia menyampaikan kepada Ismail kecil tentang perintah Allah untuk menyembelihnya. Namun, alih-alih menyampaikan secara otoriter, Ibrahim menggunakan sapaan penuh cinta: “Yaa bunayya, innii araa fil-manaami annī azbahuka, fandhur mādzā tarā”—“Wahai anakku tersayang, aku melihat dalam mimpi bahwa aku harus menyembelihmu, maka pikirkanlah, apa pendapatmu?”


Ismail pun membalas dengan ketenangan luar biasa: “Yā abati, if‘al mā tu’mar, satajidunī in syā-Allāhu minash-shābirīn”—“Wahai ayahku tersayang, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah, engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” Dialog ini mengajarkan bahwa kepatuhan tidak selalu dibentuk dari tekanan, tapi bisa lahir dari cinta, pendidikan, dan keteladanan. Hubungan antara ayah dan anak ini menjadi fondasi kepemimpinan Islam yang penuh adab dan kelembutan.


Kepemimpinan Pedagogik vs. Demagogik, Berkaca dari Ibrahim dan Ismail

Kisah Ibrahim dan Ismail merepresentasikan apa yang disebut sebagai kepemimpinan pedagogik—yaitu kepemimpinan yang mendidik, membentuk kesadaran, dan mengedepankan dialog. Kontras dengan model demagogik, yang menanamkan ketakutan, menggunakan manipulasi, dan menuntut ketaatan buta atas nama kekuasaan.


Dalam konteks hari ini, banyak pemimpin yang jatuh dalam jebakan demagogi. Mereka lebih sibuk menciptakan simbol ketakutan, memaksakan loyalitas tanpa literasi, dan menghindari kritik sebagai musuh. Padahal, seperti Ibrahim, seorang pemimpin semestinya mencerdaskan umatnya, agar ketaatan tumbuh dari pemahaman, bukan paksaan. Seorang pemimpin bukan hanya komandan, tapi juga guru, teladan, dan pembina jiwa.


Leiden is Lijden: Memimpin adalah Menderita

Dalam bahasa Belanda, ada ungkapan lama yang sangat relevan: “Leiden is Lijden”—memimpin adalah menderita. Kepemimpinan sejati bukan tentang duduk di singgasana, melainkan tentang bersedia menanggung derita umat. Nabi Ibrahim menjadi contoh nyata betapa memimpin bukan perkara nyaman. Ia harus meninggalkan istri dan anak di padang gersang, diuji dengan perintah menyembelih anaknya sendiri, dan terus menerus mempertaruhkan perasaannya demi menjalankan misi Ilahi.


Kepemimpinan yang benar bukan tentang menghindar dari rasa sakit, tapi tentang bersedia memikul beban demi kemaslahatan banyak orang. Dari sinilah muncul keagungan, karena hanya mereka yang bersedia menderita demi umat, yang pantas menerima amanah memimpin.


Penutup: Membangun Peradaban dari Rumah

Doa Nabi Ibrahim dalam Al-Qur’an sangat menarik: “Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a’yun, waj‘alnaa lil muttaqiina imaamaa”—“Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami pasangan hidup dan keturunan yang menyejukkan hati, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang bertakwa.” Doa ini menunjukkan bahwa peradaban besar dibangun dari keluarga. Bahwa kepemimpinan bertakwa dimulai dari mendidik anak dengan penuh cinta, membangun dialog dengan pasangan, dan menyemai nilai-nilai ilahiah dalam lingkup yang paling kecil.


Hari ini, ketika bangsa ini terus mencari sosok pemimpin yang kuat namun lembut, tegas namun penuh kasih, kita bisa bercermin pada keluarga Ibrahim. Di sanalah, kepemimpinan sejati tidak ditulis dengan tinta kekuasaan, melainkan dengan air mata pengorbanan dan cinta yang dalam.

Wednesday, 28 May 2025

Revolusi AI Dampak dan Perbandingan Kinerja di Berbagai Sektor


Sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) 


Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah menjadi teknologi transformasional yang mengubah cara kerja banyak sektor industri. Dari kesehatan hingga manufaktur, AI menghadirkan efisiensi, akurasi, dan kecepatan yang jauh melampaui pendekatan tradisional. Berikut ini adalah penjelasan rinci tentang dampak AI di berbagai sektor disertai perbandingan kinerja sebelum dan sesudah penerapannya.

SEKTOR KESEHATAN

Sebelum AI

  • Diagnosis: Mengandalkan pemeriksaan manual oleh dokter, yang bisa memakan waktu dan rentan kesalahan manusia.

  • Administrasi: Proses pencatatan rekam medis secara manual, lambat, dan memerlukan banyak tenaga administratif.

Setelah Menggunakan AI

  • Diagnosis dengan AI: Algoritma seperti DeepMind milik Google dapat mendeteksi penyakit mata atau kanker payudara dengan akurasi 94%–99%, mengungguli ahli radiologi.

  • Administrasi otomatis: Natural Language Processing (NLP) digunakan untuk mencatat dan mengatur data pasien secara otomatis dari rekaman suara dokter.

Contoh Kasus

  • IBM Watson Health membantu dokter membuat keputusan klinis berdasarkan data dari jutaan catatan medis, hasil lab, dan jurnal ilmiah dalam hitungan detik.


SEKTOR MANUFAKTUR 

Sebelum AI

  • Produksi: Proses berbasis tenaga kerja manual atau mesin otomatis sederhana tanpa kemampuan adaptif.

  • Prediksi kerusakan mesin: Berdasarkan jadwal rutin, bukan kondisi aktual mesin.

Setelah Menggunakan AI

  • Produksi Cerdas (Smart Manufacturing): Sistem AI mengatur jalur produksi, mengoptimalkan alur kerja, dan menyesuaikan secara real-time berdasarkan permintaan.

  • Prediksi Pemeliharaan (Predictive Maintenance): AI menganalisis data sensor mesin untuk memprediksi kerusakan sebelum terjadi.

Contoh Kasus

  • General Electric (GE) menggunakan AI untuk memantau lebih dari 200.000 sensor industri, mengurangi waktu henti mesin sebesar 25%.


SEKTOR FINANSIAL

Sebelum AI

  • Analisis kredit dan risiko: Dilakukan oleh analis dengan waktu evaluasi berhari-hari.

  • Deteksi penipuan: Berdasarkan aturan statis yang mudah diakali oleh penipu.

Setelah Menggunakan AI

  • Analisis kredit otomatis: Fintech menggunakan AI untuk menilai kelayakan kredit dalam hitungan menit dengan akurasi tinggi.

  • Deteksi penipuan berbasis machine learning: Sistem AI mendeteksi pola mencurigakan secara real-time dan terus belajar dari data baru.

Contoh Kasus

  • Mastercard mengklaim sistem AI-nya mendeteksi dan memblokir 75% lebih banyak penipuan kartu kredit dibanding sistem konvensional.


SEKTOR TRANSPORTASI DAN LOGISTIK

Sebelum AI

  • Pengaturan rute: Dilakukan manual berdasarkan pengalaman supir atau sistem GPS standar.

  • Manajemen gudang: Inventaris dilakukan manual, rentan terhadap human error.

Setelah Menggunakan AI

  • Optimasi rute cerdas: AI seperti yang digunakan oleh UPS mengurangi jarak tempuh dan konsumsi bahan bakar secara signifikan.

  • Otomatisasi gudang: AI dan robotika memungkinkan pengelolaan stok otomatis dan pengiriman lebih cepat.

Contoh Kasus

  • Amazon menggunakan lebih dari 200.000 robot AI di pusat distribusinya, meningkatkan kecepatan pemrosesan hingga 50%.


SEKTOR PENDIDIKAN

Sebelum AI

  • Metode belajar: Seragam, tanpa mempertimbangkan gaya belajar individu.

  • Evaluasi: Manual oleh guru, membutuhkan waktu lama.

Setelah Menggunakan AI

  • Pembelajaran adaptif: Platform seperti Coursera dan Duolingo menggunakan AI untuk menyesuaikan materi dengan kemampuan dan kecepatan belajar pengguna.

  • Evaluasi otomatis: AI dapat memeriksa ujian pilihan ganda, bahkan esai, secara cepat dan objektif.

Contoh Kasus

  • Carnegie Learning menggunakan AI untuk mengembangkan kurikulum matematika personalisasi yang meningkatkan skor siswa hingga 30%.

By Bang Den Rahmat




Tuesday, 27 May 2025

Viral !! , Kepala Desa di Sukabumi Jaminkan STNK Mobil Pribadi untuk Biaya Perawatan Warga

Sukabumi, 27 Mei 2025 — Heri Suryana, Kepala Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, yang akrab disapa Jaro Midun, menjadi sorotan publik setelah menjaminkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) mobil pribadinya demi membantu biaya perawatan salah satu warganya yang sakit.

Peristiwa ini terjadi pada Jumat malam, 23 Mei 2025, ketika seorang warga berusia 55 tahun dari Kampung Citiis RT 05 RW 05 mengalami sesak napas dan harus segera dirawat di RSUD Palabuhanratu. Sayangnya, pasien tersebut tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun BPJS Kesehatan, sementara keluarganya tidak mampu membayar biaya perawatan.

Jaro Midun, yang hanya memiliki uang tunai sebesar Rp500.000 saat itu, memutuskan untuk menjaminkan STNK mobil pribadinya kepada pihak rumah sakit sebagai jaminan pembayaran sisa biaya perawatan yang mencapai Rp1.870.000. Pihak rumah sakit memberikan waktu satu bulan untuk pelunasan biaya tersebut.

Aksi mulia Jaro Midun ini mendapat perhatian luas dari masyarakat dan media sosial. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turut memberikan bantuan dengan melunasi sisa tagihan rumah sakit dan memberikan tambahan dana untuk kebutuhan pasien. Selain itu, bantuan juga datang dari berbagai dermawan, termasuk warga sekitar dan masyarakat dari luar daerah.

Pihak RSUD Palabuhanratu menyatakan bahwa tindakan menjaminkan STNK tersebut merupakan inisiatif pribadi dari Jaro Midun dan bukan merupakan persyaratan dari rumah sakit. Mereka menegaskan komitmen untuk melayani seluruh pasien sesuai dengan aturan yang berlaku, tanpa diskriminasi terhadap pasien yang tidak memiliki jaminan kesehatan.

Kejadian ini memicu diskusi publik mengenai akses layanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu dan pentingnya koordinasi antara pemerintah desa, kabupaten, dan provinsi dalam memastikan pelayanan kesehatan yang adil dan merata.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menonton laporan video berikut:



                                                 Pak Kades sedang Advokasi Masyarakatnya



Sunday, 18 May 2025

Koperasi Merah Putih Penggerak dan Pilar Ekonomi Kerakyatan

Koperasi Merah Putih

Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang berasaskan kekeluargaan dan gotong royong. Di Indonesia, koperasi memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi masyarakat, terutama di sektor UMKM. Salah satu koperasi yang menunjukkan eksistensinya dalam mendukung pemberdayaan ekonomi rakyat adalah Koperasi Merah Putih.

Koperasi Merah Putih (KMP) adalah koperasi serba usaha yang berdiri dengan misi memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat melalui pendekatan kolaboratif dan inklusif. KMP berfokus pada berbagai sektor, termasuk perdagangan, pertanian, UMKM, hingga sektor digital.

KMP menekankan prinsip koperasi sebagaimana tercantum dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yakni keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, dan pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan jasa masing-masing anggota.

Koperasi Merah Putih meruoakan inisiatif pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi desa melalui prinsip gotong royong dan partisipasi masyarakat. Program ini dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menyediakan berbagai layanan ekonomi yang mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Manfaat Koperasi Merah Putih untuk Masyarakat

Berikut adalah beberapa manfaat nyata Koperasi Merah Putih bagi masyarakat:

1. Akses Permodalan untuk UMKM

KMP menyediakan akses permodalan bagi pelaku UMKM yang kesulitan mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan konvensional. Dengan suku bunga kompetitif dan persyaratan yang lebih ringan, KMP membantu usaha kecil berkembang dan naik kelas.

📚 Referensi: OJK - Laporan Perkembangan UMKM dan Koperasi 2023

2. Peningkatan Literasi Keuangan

KMP aktif memberikan edukasi dan pelatihan kepada anggotanya mengenai manajemen keuangan, pemasaran digital, hingga pengelolaan bisnis berkelanjutan. Hal ini memperkuat daya saing pelaku usaha kecil.

📚 Referensi: Kementerian Koperasi dan UKM RI, “Strategi Penguatan Koperasi Melalui Literasi dan Digitalisasi,” 2023

3. Stabilitas Harga dan Distribusi Produk Lokal

Dengan sistem pembelian kolektif dan pemasaran bersama, KMP membantu menjaga stabilitas harga barang pokok dan memperluas distribusi produk lokal ke pasar nasional bahkan internasional.

📚 Referensi: Kementerian Perdagangan RI, “Peran Koperasi dalam Rantai Nilai Pasar,” 2022

4. Mendorong Kemandirian Ekonomi Daerah

KMP mendukung pembentukan unit koperasi di tingkat desa atau kecamatan untuk mendorong ekonomi lokal yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Ini sejalan dengan program pemerintah untuk membangun ekonomi dari pinggiran.

📚 Referensi: Bappenas, “RPJMN 2020–2024: Penguatan Ekonomi Daerah Melalui Koperasi dan UMKM”

5. Digitalisasi dan Inovasi Teknologi

KMP telah mengembangkan aplikasi koperasi digital yang memudahkan anggota dalam melakukan transaksi, mencatat laporan keuangan, hingga menjual produk secara online. Ini menjadi langkah adaptif dalam menghadapi era ekonomi digital.

📚 Referensi: Kominfo, “Transformasi Digital Koperasi,” 2023


Manfaat lainnya Koperasi Merah Putih bagi Masyarakat

  1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa – Dengan berbagai unit usaha yang dikelola secara kolektif, koperasi ini membantu meningkatkan pendapatan warga.
  2. Menciptakan lapangan kerja – Koperasi ini membuka peluang kerja bagi masyarakat desa, mengurangi angka pengangguran.
  3. Memberikan pelayanan ekonomi yang sistematis dan cepat – Dengan sistem manajemen modern, koperasi ini memastikan pelayanan yang lebih efisien.
  4. Menekan harga di tingkat konsumen – Dengan memotong rantai distribusi, harga barang kebutuhan pokok menjadi lebih terjangkau.
  5. Meningkatkan harga di tingkat petani – Koperasi membantu petani mendapatkan harga yang lebih baik untuk hasil panennya, meningkatkan nilai tukar petani.
  6. Mendorong inklusi keuangan – Koperasi menyediakan akses keuangan bagi masyarakat yang sebelumnya sulit mendapatkan layanan perbankan.

Struktur dan Pendanaan

Koperasi Merah Putih didukung oleh berbagai sumber pendanaan, termasuk Koperasi Merah Putih didukung oleh berbagai sumber pendanaan, termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta Anggaran Dana Desa (ADD). Selain itu, koperasi ini memiliki beberapa unit usaha seperti apotek, klinik, simpan pinjam, pengadaan sembako, pergudangan, dan logistik.

Kesimpulan

Koperasi Merah Putih merupakan langkah strategis dalam memperkuat ekonomi desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan berbasis koperasi. Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, koperasi ini diharapkan menjadi solusi bagi tantangan ekonomi di tingkat desa. Koperasi Merah Putih menjadi contoh konkret bagaimana koperasi dapat bertransformasi menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan yang modern dan berkelanjutan. Dengan berbagai manfaat yang diberikan—dari akses permodalan hingga digitalisasi—KMP membuktikan bahwa koperasi bukan sekadar entitas ekonomi, tetapi juga sarana pemberdayaan sosial yang efektif.

Masyarakat diharapkan lebih aktif bergabung dan mendukung koperasi seperti Koperasi Merah Putih untuk menciptakan ekonomi yang lebih adil dan inklusif.

Web Resmi Koperasi Merah Putih

Den Rahmat





Friday, 16 May 2025

Budaya Jumat Berkah di Indonesia Antara Tradisi, Religi, dan Solidaritas Sosial

 

Jumat Berkah

Indonesia dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia. Hal ini turut membentuk berbagai praktik sosial dan budaya yang bernuansa Islami, salah satunya adalah budaya “Jumat Berkah”. Budaya ini bukan hanya sekadar kebiasaan berbagi makanan atau sedekah di hari Jumat, melainkan juga mencerminkan semangat solidaritas sosial, kepedulian terhadap sesama, dan implementasi nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

Asal Usul dan Makna Hari Jumat dalam Islam

Hari Jumat dalam ajaran Islam memiliki keistimewaan tersendiri. Disebut sebagai “sayyidul ayyam” atau pemimpin hari-hari, Jumat dianggap sebagai hari yang penuh berkah dan keutamaan. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka segeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

(QS. Al-Jumu'ah: 9)

Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW juga bersabda bahwa sedekah pada hari Jumat memiliki keutamaan yang lebih dibanding hari-hari lainnya.

Praktik Budaya Jumat Berkah di Masyarakat

Budaya “Jumat Berkah” di Indonesia berkembang dalam berbagai bentuk kegiatan:

Pembagian Makanan Gratis: Banyak komunitas, masjid, hingga individu, secara rutin membagikan nasi bungkus atau makanan siap saji kepada para pekerja jalanan, tunawisma, atau jamaah masjid setelah salat Jumat.

Sedekah Kolektif: Di beberapa kantor atau sekolah, karyawan atau siswa menyisihkan sebagian uangnya untuk disalurkan dalam bentuk bantuan atau paket sembako kepada yang membutuhkan.

Kajian dan Doa Bersama: Banyak masjid mengadakan kajian keislaman atau doa bersama yang melibatkan masyarakat sekitar.

Kegiatan Sosial oleh Komunitas: Organisasi sosial dan komunitas motor, pemuda masjid, atau lembaga zakat sering menjadikan Jumat sebagai momentum untuk aksi sosial.

Nilai Sosial dan Keagamaan

Budaya Jumat Berkah menjadi media untuk:

Menumbuhkan kepedulian sosial: Masyarakat diajak berbagi tanpa memandang status atau latar belakang. Menghidupkan nilai Islam dalam praktik nyata: Tidak hanya ritual ibadah, tetapi juga muamalah seperti sedekah dan ukhuwah. Menjalin solidaritas komunitas: Aktivitas Jumat Berkah sering kali menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang.

Peran Media Sosial dalam Penyebaran Budaya Jumat Berkah

Perkembangan teknologi, khususnya media sosial seperti Instagram dan TikTok, turut mendorong populerisasi budaya ini. Unggahan tentang kegiatan Jumat Berkah menjadi inspirasi bagi orang lain untuk ikut berbagi dan berbuat baik.

Kesimpulan

Budaya Jumat Berkah di Indonesia merupakan contoh nyata dari sinergi antara nilai keagamaan dan nilai sosial dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan ini bukan sekadar tradisi atau rutinitas, tetapi bentuk nyata dari semangat berbagi, kepedulian, dan kasih sayang antar sesama. Dengan dukungan masyarakat, lembaga, dan teknologi, budaya ini diharapkan dapat terus berkembang dan memberi dampak positif yang luas.


Rujukan

Al-Qur’an, Surah Al-Jumu'ah: Ayat 9.

Hadis riwayat Muslim, tentang keutamaan hari Jumat dan sedekah.

Haryanto, B. (2021). Tradisi Jumat Berkah dalam Perspektif Islam dan Sosial. Jurnal Komunikasi dan Dakwah Islam, Vol. 5(2).

Lembaga Zakat Nasional (2023). "Tren Sedekah Jumat: Bentuk Kepedulian Sosial di Era Digital".

Tempo.co (2022). "Fenomena Jumat Berkah: Dari Masjid ke Media Sosial".

Republika.co.id. (2021). "Jumat Berkah, Momentum Menebar Kebaikan".


Wednesday, 14 May 2025

Dedi Mulyadi Dari Kampung Sukasari Menuju Gedung Pakuan Sampai Jadi Gubernur Jawa Barat

 


Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi


Dedi Mulyadi, atau yang akrab disapa Kang Dedi, lahir pada 11 April 1971 di Sukasari, Subang, Jawa Barat. Sebagai anak bungsu dari sembilan bersaudara, ia tumbuh dalam keluarga sederhana; ayahnya, Sahlin Ahmad Suryana, adalah anggota TNI, sementara ibunya, Kasiti, aktif di Palang Merah Indonesia. Perjalanan pendidikannya dimulai dari SD Subakti, SMP Kalijati, hingga SMA Negeri Purwadadi, sebelum melanjutkan studi hukum di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman, Purwakarta, dan lulus pada 1999.Wikipedia+1Wikipedia+1

Awal Karier Politik

Karier politik Dedi dimulai pada 1999 sebagai anggota DPRD Kabupaten Purwakarta dari Partai Golkar. Pada usia 32 tahun, ia menjadi Wakil Bupati Purwakarta (2003–2008) di bawah kepemimpinan Lily Hambali Hasan. Kemudian, ia terpilih sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode (2008–2018), di mana ia dikenal karena pendekatan humanis dan upayanya mengangkat budaya Sunda melalui berbagai program dan kebijakan.Wikipedia+2detikcom+2Kompaspedia+2Wikipedia+1Wikipedia+1Wikipedia

Kontroversi dan Pendekatan Budaya

Selama menjabat sebagai Bupati, Dedi menghadapi kontroversi, terutama dari Front Pembela Islam (FPI), yang menuduhnya melakukan sinkretisme karena penggunaan salam "Sampurasun" dan pemasangan patung tokoh pewayangan di ruang publik. Namun, Dedi menegaskan bahwa langkah tersebut adalah bagian dari upaya pelestarian budaya Sunda dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.Wikipedia+1Radar Berita Indonesia+1

Perjalanan ke DPR dan Perubahan Partai

Setelah masa jabatannya sebagai Bupati berakhir, Dedi terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2019–2023 dari daerah pemilihan Jawa Barat VII melalui Partai Golkar. Ia aktif di Komisi VI yang membidangi perdagangan, perindustrian, dan investasi. Pada Mei 2023, Dedi mengundurkan diri dari Partai Golkar dan bergabung dengan Partai Gerindra untuk mempersiapkan diri dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2024.Garut 60 Detik+3Radar Berita Indonesia+3Kompaspedia+3Kompaspedia

Gubernur Jawa Barat

Pada Pilkada Jawa Barat 2024, Dedi Mulyadi mencalonkan diri sebagai Gubernur dengan didampingi Erwan Setiawan sebagai Wakil Gubernur. Pasangan ini diusung oleh Koalisi Indonesia Maju dan berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan suara sekitar 62%, mengungguli pesaing-pesaingnya di semua 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat. Dedi resmi dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat pada 20 Februari 2025.Antara News+1Wikipedia+1Wikipedia+1detikcom+1

Kebijakan dan Program

Sebagai Gubernur, Dedi langsung mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan kepala sekolah yang melanggar instruksi gubernur terkait larangan study tour ke luar provinsi. Ia juga meluncurkan program rehabilitasi bagi siswa yang terlibat kenakalan remaja dengan mengirim mereka ke barak militer untuk pembinaan karakter. Kebijakan ini menuai pro dan kontra, namun mendapat dukungan dari Menteri HAM Natalius Pigai, yang mempertimbangkan penerapan program serupa secara nasional.Wikipedia

Kehidupan Pribadi

Dedi menikah dengan Anne Ratna Mustika, yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Mereka dikaruniai tiga anak. Namun, pada 2022, Anne mengajukan gugatan cerai dengan alasan kekerasan psikis, dan perceraian mereka disahkan oleh Mahkamah Agung pada 2023.Kompaspedia+6Wikipedia+6Pantura Post - Referensine Wong Pantura+6

Penghargaan

Atas dedikasinya dalam melestarikan budaya, Dedi Mulyadi dianugerahi Satyalancana Kebudayaan oleh Presiden Joko Widodo pada 2021.Wikipedia


Dedi Mulyadi adalah contoh pemimpin yang berusaha menggabungkan nilai-nilai budaya lokal dengan pembangunan modern. Dengan pendekatan humanis dan keberanian menghadapi kontroversi, ia terus berupaya membawa perubahan positif bagi masyarakat Jawa Barat.

Mengenal Muhammad Qosim: Antara Mimpi, Dakwah, dan Kontroversi

 

Muhammad Qosim figur yang kontroversial dalam dunia Islam modern

Dalam dunia Islam modern, kita sering menemukan tokoh-tokoh yang muncul dengan pesan dakwah yang tidak biasa. Salah satu sosok yang menarik perhatian banyak orang dalam beberapa tahun terakhir adalah Muhammad Qosim bin Abdul Karim—seorang pria asal Pakistan yang mengaku mendapatkan serangkaian mimpi ilham sejak masa remajanya.

Siapa sebenarnya Muhammad Qosim? Apa isi dari mimpi-mimpinya? Dan bagaimana umat Islam menyikapi fenomena ini?

Mimpi-Mimpi yang Menggemparkan

Muhammad Qosim mulai dikenal luas sekitar tahun 2017, ketika mimpi-mimpinya mulai disebarkan melalui media sosial dalam berbagai bahasa, termasuk Indonesia. Dalam pengakuannya, Qosim menyatakan bahwa ia telah melihat Nabi Muhammad SAW dan bahkan mendengar suara Allah dalam mimpinya. Ia percaya bahwa mimpi-mimpinya adalah peringatan dari Tuhan untuk umat manusia.

Isi dari mimpi-mimpi tersebut sangat beragam, namun memiliki tema-tema besar yang konsisten, seperti:

  • Kebangkitan umat Islam setelah masa-masa kelam

  • Peran penting Pakistan, Turki, dan wilayah Timur Tengah dalam perubahan global

  • Konflik geopolitik dan kehancuran dunia, yang menjadi latar kebangkitan spiritual Islam

  • Arahan dan petunjuk dari Nabi Muhammad SAW, yang diklaim disampaikan melalui mimpi

Menurut Qosim, semua ini bukanlah wahyu seperti yang diterima para nabi, tapi ilham melalui mimpi yang ia yakini sebagai bentuk peringatan akhir zaman.

Mimpi dalam Tradisi Islam

Dalam Islam, mimpi memang memiliki tempat tersendiri. Terdapat banyak hadis yang menyebutkan bahwa mimpi orang beriman bisa menjadi bagian dari wahyu kecil atau “ru'ya shadiqah”. Salah satu hadis terkenal menyatakan:

"Mimpi yang baik adalah satu bagian dari 46 bagian kenabian."
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Namun, para ulama sepakat bahwa mimpi bukan sumber hukum Islam. Mimpi tidak bisa menjadi dalil untuk menetapkan aqidah atau syariat, apalagi untuk mengklaim kedudukan khusus dalam agama.

Pro dan Kontra di Tengah Umat

Fenomena Muhammad Qosim memunculkan reaksi yang beragam. Sebagian orang merasa tersentuh dan mempercayai pesan-pesan mimpi tersebut. Mereka menyebarkan konten Qosim, membuat subtitle dalam berbagai bahasa, bahkan membentuk komunitas yang aktif berdiskusi tentang tafsir mimpinya.

Namun, banyak pula yang menanggapinya dengan skeptis. Ulama dan cendekiawan Muslim dari berbagai kalangan mengingatkan agar umat Islam tidak terjebak pada fenomena personal yang tidak didukung dalil syar’i. Fokus umat seharusnya tetap pada Al-Qur’an dan Sunnah, bukan pada klaim-klaim mimpi seseorang, sebaik apa pun maksudnya.

Menyikapi dengan Bijak

Dalam menyikapi Muhammad Qosim dan mimpinya, penting bagi kita untuk bersikap adil dan kritis. Tidak perlu tergesa-gesa menyalahkan, namun juga tidak boleh serta merta menerima tanpa dasar. Islam adalah agama yang rasional, dengan landasan yang kokoh dari wahyu, bukan mimpi.

Mimpi bisa menjadi inspirasi pribadi, tapi bukan pegangan untuk umat secara kolektif.

Penutup

Muhammad Qosim adalah salah satu dari sekian banyak tokoh yang muncul dengan narasi spiritual di era digital. Meskipun pesan-pesannya menyentuh tema kebangkitan Islam dan masa depan dunia, umat Islam tetap perlu menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai kompas utama dalam menjalani kehidupan dan memahami petunjuk Allah.

Mimpi mungkin bisa menjadi bagian dari perjalanan spiritual seseorang. Namun dalam perkara agama, kita selalu diajarkan untuk berpegang pada ilmu yang pasti, bukan pada hal yang ghaib dan sulit diverifikasi.

Monday, 12 May 2025

Karang Taruna Kota Bekasi : Semangat Pemuda untuk Pembangunan Sosial

Karang Taruna Go To School 2023

Pendahuluan

Karang Taruna merupakan wadah pergerakan pemuda di Indonesia yang memiliki peran strategis dalam menggerakkan semangat sosial dan kemajuan masyarakat. Di Kota Bekasi, keberadaan Karang Taruna menjadi simbol dedikasi pemuda untuk membangun lingkungan yang lebih baik melalui berbagai kegiatan sosial, pelatihan kepemimpinan, dan program inovatif. Keterlibatan aktif mereka tidak hanya memperkuat jaringan sosial, tetapi juga membantu pemerintah mewujudkan berbagai misi pembangunan daerah .

Latar Belakang dan Filosofi
Berdiri atas dasar gotong royong dan semangat kebersamaan, Karang Taruna di Kota Bekasi telah menjadi wadah aspirasi serta kreativitas pemuda. Organisasi ini berupaya mengembangkan potensi setiap anggotanya melalui program-program yang menekankan pada nilai kesetiakawanan sosial, kemandirian, dan kepekaan sosial. Filosofi inilah yang mendorong setiap kegiatan, dari penggalangan aksi kemanusiaan hingga inisiatif pemberdayaan masyarakat di tingkat RW, Kelurahan, dan Kecamatan .

Kegiatan dan Program Unggulan
Salah satu momen penting yang menandai perjalanan Karang Taruna Kota Bekasi adalah pelantikan pengurus periode 2021–2026. Acara tersebut diselenggarakan secara meriah di Stadion Patriot Candrabhaga dengan dihadiri oleh Wali Kota Bekasi dan berbagai tokoh penting, termasuk Ketua Karang Taruna Nasional. Momentum ini tidak hanya menjadi simbol pergantian kepengurusan, tetapi juga penegasan komitmen untuk melanjutkan agenda pembangunan sosial melalui proyek-proyek kreatif dan inovatif. Di tahun berikutnya, latihan kepemimpinan yang digelar di Institut Stiami Bekasi semakin menekankan pentingnya pengembangan kapasitas dan semangat kolaboratif di kalangan pemuda .

Kolaborasi dengan Pemerintah dan Masyarakat
Sinergi antara Karang Taruna dengan Pemerintah Kota Bekasi telah menghasilkan berbagai program kolaboratif yang berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat. Dalam masa pandemi, misalnya, peran aktif Karang Taruna sangat dirasakan melalui serbuan vaksinasi dan kegiatan sosial penunjang kesehatan masyarakat. Informasi serta koordinasi kegiatan dilakukan pula melalui Sekretariat Karang Taruna Kota Bekasi yang menjadi jembatan komunikasi antara para aktifis pemuda dan aparat pemerintahan .

Peran Strategis dalam Pembangunan Sosial
Melalui beragam program unggulan, Karang Taruna berupaya menciptakan dampak positif di berbagai lini kehidupan. Mereka terlibat langsung dalam proyek pengembangan komunitas, penyuluhan pendidikan, hingga inisiatif ekonomi kreatif. Peran strategis ini melihat pemuda bukan hanya sebagai peserta, melainkan sebagai agen perubahan yang mampu menginspirasi dan menerapkan solusi inovatif atas permasalahan sosial. Dengan mengedepankan pemberdayaan, Karang Taruna Kota Bekasi berkontribusi dalam memupuk semangat kewirausahaan dan kemandirian masyarakat .

Tantangan dan Harapan Masa Depan
Meskipun telah menunjukkan banyak prestasi, Karang Taruna Kota Bekasi menghadapi sejumlah tantangan di tengah derasnya arus perubahan zaman. Perluasan teknologi informasi, adaptasi metode baru dalam kegiatan sosial, serta peningkatan kapasitas sumber daya menjadi beberapa fokus utama. Namun, dukungan dari pemerintah dan kemauan anggota untuk terus berinovasi diyakini akan membawa Karang Taruna menuju masa depan yang lebih produktif dan berdampak positif bagi masyarakat luas .

Kesimpulan
Karang Taruna Kota Bekasi adalah bukti nyata bahwa pergerakan pemuda memiliki potensi besar dalam membangun dan memajukan masyarakat. Dengan semangat kesetiakawanan, kolaborasi yang erat dengan pemerintah, serta program-program unggulan yang berfokus pada pemberdayaan, organisasi ini terus berinovasi dan bekerja keras demi kesejahteraan bersama. Harapan ke depan, Karang Taruna di Kota Bekasi senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkontribusi aktif dalam setiap aspek pembangunan sosial .

Rujukan:
: Pemerintah Kota Bekasi - Pelantikan Pengurus Karang Taruna
: Kadinsos Kota Bekasi Buka Latihan Kepemimpinan Karang Taruna Kota Bekasi Tahun 2022
: Sekretariat Karang Taruna Kota Bekasi

(Rohmatuloh, S.Kom, M.Si)

081319057769

Sunday, 11 May 2025

Sejarah Perang India-Pakistan dari Tahun ke Tahun

 


       Hubungan antara India dan Pakistan telah lama diliputi oleh ketegangan, konflik, dan perang terbuka sejak kedua negara meraih kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947. Ketegangan ini terutama dipicu oleh sengketa wilayah di kawasan Kashmir, perbedaan ideologi, serta rivalitas militer dan politik yang terus berlanjut. Artikel ini akan mengulas secara ringkas perang-perang besar yang terjadi antara India dan Pakistan dari masa kemerdekaan hingga konflik terbaru, serta dampaknya terhadap kawasan Asia Selatan dan dunia internasional.

   India dan Pakistan merdeka dari penjajahan Inggris pada 15 Agustus 1947 (India) dan 14 Agustus 1947 (Pakistan). Pembagian wilayah berdasarkan agama menyebabkan pembentukan dua negara dengan mayoritas Hindu (India) dan Muslim (Pakistan). Namun, pembagian tersebut tidak menyelesaikan persoalan, terutama mengenai wilayah Jammu dan Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim tetapi diperintah oleh raja Hindu.

     Perang pertama pecah pada akhir 1947 setelah milisi suku bersenjata dari Pakistan menyerbu wilayah Kashmir. Raja Hari Singh dari Kashmir kemudian memilih bergabung dengan India dan meminta bantuan militer. India mengirim pasukan dan berhasil merebut sebagian besar wilayah strategis. Gencatan senjata diumumkan pada Januari 1949 di bawah pengawasan PBB. Hasilnya adalah pembagian Kashmir menjadi dua: Jammu dan Kashmir (dikuasai India) dan Azad Kashmir (dikuasai Pakistan). Namun, masalah ini tetap menjadi sumber konflik di kemudian hari.

    Perang kedua terjadi pada bulan Agustus 1965, kembali berkaitan dengan sengketa Kashmir. Pakistan meluncurkan Operasi Gibraltar untuk memicu pemberontakan di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Namun, India segera merespons dengan ofensif militer besar-besaran. Pertempuran berlangsung selama beberapa minggu hingga kedua belah pihak menerima gencatan senjata yang dimediasi oleh Uni Soviet dan AS, menghasilkan Perjanjian Tashkent pada Januari 1966. Kedua negara mengembalikan wilayah yang diduduki selama perang, namun permusuhan tetap membara.

    Ini adalah konflik paling besar dan paling berdampak. Perang ini berakar dari ketegangan antara Pakistan Barat (kini Pakistan) dan Pakistan Timur (sekarang Bangladesh), yang menuntut kemerdekaan. India mendukung gerakan pembebasan di Pakistan Timur setelah krisis pengungsi besar-besaran akibat kekerasan militer Pakistan. Pada Desember 1971, India melancarkan serangan militer besar. Perang berakhir dalam 13 hari, dengan kemenangan telak India dan terbentuknya negara Bangladesh pada 16 Desember 1971. Sekitar 90.000 tentara Pakistan ditawan.

    Konflik Kargil terjadi di wilayah pegunungan Kargil, Kashmir, setelah milisi dan tentara Pakistan menyusup ke wilayah India. Konflik ini terjadi meskipun kedua negara telah menandatangani perjanjian perdamaian Lahore pada awal 1999. India meluncurkan Operasi Vijay untuk merebut kembali wilayahnya, dan konflik berakhir setelah intervensi diplomatik internasional, terutama dari AS. Pakistan menarik pasukannya dan India mengklaim kemenangan. Konflik ini terjadi dalam konteks yang lebih berbahaya karena kedua negara telah menjadi negara bersenjata nuklir sejak 1998.

    Meskipun tidak ada perang besar sejak Kargil, ketegangan tetap tinggi. Beberapa insiden besar termasuk:

  • Serangan Parlemen India 2001: Serangan oleh militan menyebabkan mobilisasi militer besar selama hampir setahun (2001–2002), tetapi perang terbuka berhasil dihindari.

  • Serangan Mumbai 2008: Kelompok militan dari Pakistan (LeT) melakukan serangan terkoordinasi di Mumbai yang menewaskan lebih dari 170 orang. India menuduh Pakistan mendukung kelompok tersebut.

  • Serangan Pulwama dan Balakot 2019: Serangan bom bunuh diri di Kashmir menewaskan 40 personel paramiliter India. India membalas dengan serangan udara ke wilayah Balakot, Pakistan. Pakistan membalas dengan menangkap pilot India yang kemudian dibebaskan, memicu ketegangan tinggi.

    Kedua negara berhasil mengembangkan senjata nuklir (India pada 1974, Pakistan pada 1998), sehingga setiap konflik kini terjadi di bawah bayang-bayang potensi eskalasi nuklir. Hal ini membuat masyarakat internasional selalu waspada terhadap konflik antara keduanya.

    Terdapat beberapa upaya dialog dan perjanjian perdamaian sepanjang dekade terakhir, termasuk:
  • Perjanjian Lahore (1999): Komitmen untuk menyelesaikan masalah secara damai.

  • Dialog Komposit dan Komprehensif: Rangkaian perundingan yang mencakup berbagai isu bilateral.

  • People-to-People Diplomacy: Upaya melalui pertukaran budaya, perdagangan lintas batas, dan inisiatif masyarakat sipil.

Namun, setiap kemajuan biasanya terganggu oleh serangan teroris atau ketegangan politik domestik.

    Hubungan India-Pakistan tetap tegang, terutama setelah India mencabut status khusus Jammu dan Kashmir pada 2019. Pakistan mengecam langkah ini dan memutus hubungan diplomatik sebagian. Ketegangan di perbatasan masih kerap terjadi, meskipun gencatan senjata di Line of Control telah diperbaharui pada 2021.

    Tantangan ke depan meliputi penyelesaian sengketa Kashmir, mengatasi kelompok militan lintas batas, dan membangun kepercayaan jangka panjang. Stabilitas kawasan sangat bergantung pada kemampuan kedua negara mengelola konflik dan menghindari eskalasi.

    Perang dan konflik antara India dan Pakistan merupakan hasil dari sejarah pembagian yang kompleks, perebutan wilayah, dan perbedaan ideologi. Meskipun terdapat berbagai upaya diplomasi, potensi konflik selalu mengintai, terutama karena dimensi nuklir yang melekat pada kedua negara. Perlu komitmen kuat dari kedua belah pihak, serta dukungan komunitas internasional, untuk membangun perdamaian yang berkelanjutan di kawasan Asia Selatan.


Sumber Rujukan

  1. Ganguly, Šumit. The Origins of War in South Asia: Indo-Pakistani Conflicts since 1947. Westview Press, 1994.

  2. Schofield, Victoria. Kashmir in Conflict: India, Pakistan and the Unending War. I.B. Tauris, 2000.

  3. Riedel, Bruce. Avoiding Armageddon: America, India, and Pakistan to the Brink and Back. Brookings Institution Press, 2013.

  4. Wirsing, Robert. India, Pakistan, and the Kashmir Dispute: On Regional Conflict and Its Resolution. Palgrave Macmillan, 1998.

  5. Fair, C. Christine. Fighting to the End: The Pakistan Army's Way of War. Oxford University Press, 2014.

  6. Ministry of External Affairs, India. "India-Pakistan Relations," mea.gov.in.

  7. BBC News Archives. “India-Pakistan Conflicts.” bbc.com.

LEIDEN IS LIJDEN: BELAJAR LEADERSHIP DARI KELUARGA KECIL IBRAHIM A.S

  Hisahito Rahmat Dakwansyah Ketika kita bicara kepemimpinan, pikiran kita sering melayang pada sosok yang memimpin negara, memenangi pepera...